Assalamu'alaikum ikhwah fillah :)
Berikut dari delapan peserta yang mengikuti, inilah puisi-puisi peserta pemenang lomba puisi pada peringatan Isra' Mi'raj 1434 H yang diadakan oleh LDF An-Nahl
Juara 1 : Sri Luhur Syastari Syadza Nada Afifah (Sembahyang)
Juara 2 : Adenan Abdilla (Dosa Seribu Tahun Si Raga Kemaren Sore)
Juara 3 : Habibah Annum Siregar (Mohon Ampun)
"Sembahyang"
Atas nama Islam yang sempurna
Jangan Kau golongkan diri yang hina
Kepada golongan orang yang celaka
Sebab meninggalkan sajadah cinta
Atas nama Islam yang sempurna
Jangan Kau golongkan diri yang hina
Kepada golongan yang membisu di ujung petang
Dzuhur ashar lewat karena kesibukan yang membayang
Hamparan nikmat lupa tuk disyukuri
Nasihat Ibu tak lagi terpatri
Atas nama Islam yang sempurna
Dalam sujud 17 rakaat cinta
Untuk Dzat Yang Maha Agung
Kumulakan..
Allahu Akbar..
Tuhan.. Ini rupa ini raga
Berdiri tegak
Entah khusyu' atau tidak
Sejenak menggelayut rindu di rumahMu
Sebelum akhirnya terbujur kaku
Hanya tinggal menunggu waktu
Bismillahirrahmanirrahim...
Al-Fatihah..
Masih
Ayat-ayat cintaMu mengalir dari bibir penuh dosa
Masih
Diri ini tegak menghadapMu sementara dosa tlah menggunung
Masih
Mengumandangkan seru puji salam
Tersebab daya upayaku Engkau yang menggenggam
Sami'allahulimanhamidah...
Tuhan seru sekalian alam..
Setengah badan ku sembahkan kepadaMu
Ku rukukkan di hadapMu
Pembuktian atas cinta yang menggelayut manja
Dan rindu yang membubung
Bertemu Tuhannya
Sudikah Kau..
Menemui manusia hina
Yang dulunya hanya setetes mani dan nutfah
Sembilan bulan setelahnya tanpa malu merangkak keluar dari rahim Ibu
Maha Suci Engkau ya Allah
Jadilah, maka jadilah aku
Sesempurna bentuk dan wajah
Maha Suci Engkau ya Allah
Maha Agung Engkau ya Rabbi..
Allahuakbar...
Ini sujudku
Ini sujudku
Ini sujudku ya Rabb
Begitu dekat Engkau denganku
Begitu rendahnya aku
Begitu tiada daya diriku
Tersungkur di kaki Arsy
Tersungkur di kaki Arsy
Tersungkur di kaki Arsy-Mu
Menunggu Engkau mencium kening dan ubun-ubun ini
Serupa anak dengan ibunya
Serupa salam dengan takbirnya
Serupa umat dengan nabinya
Serupa aku dengan dosaku
Serupa aku dengan dosaku
Bagai pepasir di tepian pantai
Tak terhitung
Inilah maujud rupaku
(
tidak Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan untuk menyembah kepada-Ku)
Illahi
Salam atas kecup rindu kecup cinta kecupan semesra-mesranya kecupan untukMu
Tujuh belas rakaat pertemuan
Ada takbir kunci pembuka
Ada rukuk tunduk kuasa
Ada sujud lemahnya hamba
Tasyahud pula kembalilah mulia
Bermula salam akhir pun salam
Pada Mu keselamatan padaku juga
Dan di padang suci ini
Kita bercumbu
Meski terengah dzikir nafasku
Menggema dalam ruang jantung
Bebunyian mengaji
Menyebut sembilan puluh sembulan asma
Nama indahMu
Inilah aku
Bentuk yang selalu bertamu
Tidak kubawa bekal atau jamuan
Tidak hadiah dan juga upeti
Hanya ikhlas termaktub dihati
Kuserahkan hidup sertakan mati
Hanya padaMu tempat kami kembali
Illahi..
Tiada lebih ada yang berarti
Selain Engkau kecup kerinduanku
Selain Engkau peluk cintaku
Menisbatkan aku disamping para aulia
Inilah doa keramatku dijaga dan lena
Inilah doa keramatku dialpa dan niscaya
Amin ya karim
Dan sekiranya tlah sampai waktu diri
Kumohon
Sembahyangkanlah aku
Di atas sajadah cinta
"Dosa Seribu Tahun Si Raga Kemaren Sore"
Denting waktu berlelah tak meribut asa-asaku
Jemari mungil syetan senja membuat lelap semakin dalam
Sembah sujud mengapung maya gagal sudah
Magrib berjalan di depan ruang-ruang
Aku terlewati...
Dilema kuciptakan sendiri
Mendekap bara-bara membunuh
Saat adzan bukan lagi panggilan
Sajadah terbiar lusuh
Mega-mega membuat kulupa
Sendiriku dayu bernyanyi lagu gila
Terbuai hayat kebodohan sia-sia
Kala merasa cinta adalah segalanya
Namun lupa cinta kepada-Nya
Terendap ego dalam hebatnya
Dan bangga menjadi pendosa...
Dalam segala kegaduhan fana ini
Bergelut gelap mata terpejam namun qalbu berontak indah
Sulaman terakhir terajut sudah
Ampuni aku ya Allah...
Bergetar lidah menyusun bait kembali menyembah-Mu
Rintihan tak menghenti hingga pelipis timur tak bercahaya lagi
Digerogoti dosa ditiap buih-buih waktu perjalanan..
Aku memulai pagi dengan salah...
Si fulan ini telah jauh tak memanggil-Mu ya Allah...
Bahkan berat tuk berucap aku... hamba-Mu..
Engkau Yang Kuasa Maha Pengampun...
Sertakan aaku dalam barisan penerima hidayah-Mu
Sujud-sujud yang ku lupakan...
Ikutkan aku dalam sendu romantisnya asma-Mu ya Allah..
Kelakar yang mengiris disepertiga pagi ini.
Adalah jejak peraduanku ya Rabbi...
Dengan segala kerendahan hatiku ya Khalik...
Aku ingin mencium syurga itu
Dekap aku dalam tobat ini ya Allah..
Jiwa yang tersimpuh layu ini kembali ingin dipikat ayat-ayat Mu..
""Mohon Ampun"
Diri ini berlumuran dosa
Jiwa yang terbalut hangatnya khilaf
Bibir dibasahi tetesan dusta
Darah mengalirkan keping-keping amarah
Jantung ini memompa rasa kesombongan
Hati ini telah teracuni kemaksiatan,
Setiap sel dalam tubuh ini bagaikan dosa yang mendarah daging
Ya Allah, hamba Mu yang hina ini
Yang tak layak sebagai ciptaan paling sempurna
Datang mengetuk pintu taubat Mu
Dengan meronta penuh penyesalan
Izinkan hamba masuk ke dalam istana taubatMu
Ya Allah, beri hamba kesempatan
Membasahi bibir dengan kalimat dzikir
Membasuh jiwa dengan tilawah ayat suci
Menghirup segarnya hidayah kehidupan
Menjalin indahnya tali silaturahmi
Menikmati kekhusyukan sholat malam yang penuh ampunan
Menggali iman dalam setiap hembusan
Karena sungguh
Hamba tersesat dalam labirin duniawi
Terjatuh ke dalam lubang kekafiran
Dan tenggelam lautan hasrat syaitan
Hamba mengharap ampunanMu
ya Allah
Faghfirli, faghfirli, faghfirli
Ya Robb